Beberapa waktu kemarin sering banget terdengar celotehan dari temen-temen para aktivis, yang kebingungan untuk mencari waktu yang bisa dimanfaatkan untuk rapat, untuk mengerjakan tugas, untuk melakukan aktivitasnya. Bahkan ada yang bilang ” Kalau bingung cari hari yang kosong, kita bikin hari sendiri aja, yaitu hari diantara hari minggu dan senin, khusus untuk rapat, kita namakan hari kuswanto hahaha.” Awalnya memang aku rasa tidak ada yang spesial disini. Namun tiba-tiba kata-kata itu menyusup dalam pikiranku dan memberikan makna betapa pentingnya waktu untuk temen-temen. Waktu 24 jam sehari 7 hari seminggu terasa sangat sedikit bagi temen-temen semua.

Namun ketika aku berkaca dan melihat diriku. Betapa zalimnya diriku yang menyianyiakan waktuku untuk kegiatan yang tidak penting hanya sekedar untuk maen game. Jikalau temen-temenku request minta tambahan waktu untuk melakukan aktivitas, namun anehnya diriku malah mengurangi waktuku yang sehari 24 jam. Kini aku tak tahu berapa jam waktuku dalam sehari dan berapa hariku dalam seminggu. Yah mungkin dalam kamusku waktu sehari itu hannya ada sekitar 18 Jam mungkin. Dan seminggu hanya ada Empat hari saja. Waktuku satu hari dimulau dari pukul 02.00 dan berakhir pada pukul 19.00 yah begitulah waktuku dan hariku hanya ada hari senin sampai kamis. Padahal itu belum dipakai untuk istirahat dan lain-lain. Lalu kemana yang lain??? Hilang entah kemana bersama game, internet dan hal2 takmutu lainnya lagh.

Ketika kutanyakan kepada diriku, hatiku menjawab itu salah. Namun, aku masih belum punya cukup kekuatan untuk merubahnya. Mmmm belum cukupn kemampuan, kekuatan atau kemauan ya??? Entah mau bilang a[a, namun begitulah keadaannya.

Kalau orang bilang binatang paling bodoh adalah keledai yang jatuh di tempat yang sama. Namun ketika bilang orang yang paling bodoh adalah diriku. Orang yang Jatuh berkali-kali di tempat yang sama. Padahal sudah tahu kesalahanku dan sudah tahu alternatifnya. Namun aku masih saja terjatuh di lubang yang sama.

2 tahun saudah aku disini dan 2 tahun pula aku menyadari kesalahanku. Namun tak masih saja aku jatuh di kubangan yang sama saja.

Ternyta memang benar apa kata bapak ibuku, bahwa ternyata kenyataan itu tak semudah teori saja.

Dulu sangat mudah diriku untuk mengatakan, “Kalau kamu pengen sukses ya manfaatkan baik2 waktumu, hari-harimu.” Namun ternyata tak mudah untuk melakukannya. Apa lagi untuk orang2 yang terbiasa beruntung seperti diriku, orang yang terbiasa dengan kenyamanan, orang yang terbiasa dengan kesenangan. Ketika ada yang simpatik, diriku malah manja, ketika tak ada orang, diriku malah berputus asa.

Hariku…. Hari Yang aneh