Pak korti….

Yah itulah nama yang menjadi kebanggaanku beberapa waktu lalu. Betapa tidak nama itu hanya satu orang yang berhak menyandang nama ini. Dari semua mahasiswa matematika angkatan 2007 yang sebeleumnya belum pernah ada yang kenal sebelumnya, dipilih untuk menjadi kandidat. Lalu setelah itu kita harus presentasi dengan ditemani benda pemberian panitia kemudian disuruh memanfaatkannya untuk menarik simpati temen-temen semua agar memilihnya. Dan konyolnya barang pemberian panitia itu tidak ada hubungannya sama sekali, masa kita dikasih lida buaya, bunga pepaya dan yang satunya apa yaa… q sudah agak lupa. Aku juga tidak tahu kata-kata dari mana yang muncul dari mulutku ini, masa pas aku disuruh presentasi dengan bunga pepaya tanpa ad persiapan sebelumnya tiba-tiba aku bisa bilang dengan keyakinan

Bunga pepaya ini kalau di cium, huuhh baunya gimana… tidak enak kan, dan bentuknyapun juga tidak indah. Mungkin ini hampir sama seperti saya, jika dilihat dari luar jelekkan. Namun jika bunga pepaya ini tidak dipetik terlebih dahulu dan berada pada lingkungan yang tepat, maka bunga ini kan menjadi buah pepaya yang rasanya bagaimana… dan mengandung vitamin yang dibutuhkan tubuh kita. Mungkin begitu juga dengan diriku.

Sorak temen-temen langsung mengiringinya.

Lalu setelah itu ketiga kandidat disuruh keluar terlebih dahulu untuk diadakan pemilihan dari peserta. Akupun keluar bertiga dengan kandidat yang lain yaitu saidun dan rindang. Diluar kita bertiga ngobrol-ngobrol untuk menggurangi ketegangan kita.

Beberapa saat kemudian kita dipanggil untuk kembali masuk ke dalam kelas. Kitapun masuk ke kelas dengan penuh tanda tanya siapa yang bakalan jadi korti. Dengan penuh ketegangan kami semua menunggu pengumumanya siapa yang bakalan keluar sebagai korti matematika 2007. dan setelah diumumkan ternyata akulah yang terpilih menjadi kortinya.

Namun semua itu masih belum cukup membuatku bangga menyandang nama ini. Seketika itu pula wajah kakak-kakak angkatan menjadi serem serem semua. Lalu tradisi pun dimulai, tradisi yangkatanya palingmenyeramkan di fakultas mipa uns, tradisi yang sering melahirkan kontroversi, tradisi yang katanya penuh kekerasan. Semenjak saat itu kita semua seperti dihujani tugas yang jika dikerjakan orang biasa sepertinya mustahil untuk diselesaikan dan kadang teras tidak logis gitu tugasnya. Disitu mulai muncul peranku sebagai Pak Korti, yah seperti itulah semenjak itu temen-temen memanggilaku. Lalu aku juga kurang tahu latar belakang apa yang membuatku ingin mengadakan bu korti dan beberapa pengurus lain. Hmmmm aneh juga ya masa laluku.

Untuk mengerjakan tugas, aku harus mengkoordinir orang-orang yang tak bisa dikatakan sedikit dan aku masih belum kenal sebelumnya. Dan hari-hari itu selalu mengingatkanku pada kedua temanku yang selalu bersama-sama untuk mengerjakan tugas dari panitia, yaitu Said dan Ikhwan.

Selama sekitar satu bulan kujalani bersama teman-teman dengan perasaan terteken karena tugas-tugas dari kakak angkatan yang sangat memberatkan. Tapi ketika dikenang seperti sekarnag ini betapa mengasyikkannya masa laluku. Dulu ketika bersama temen-temen yang putra ngomel di belakang Eh yen mas … kae diguantung bareng-barengno piye yo. Terus pas ada tugas disuruh membawa roti, karena aku berada dibarisan paling belakan ketika ditanya sama panitia mana rotinya mana, aku langsung maju ke depan karena aku dengar mana kortinya mana maju ke depan, eh ternyata mana rotinya. Terus pas disuruh membuat CoCard yang istimewa di sini disuruh menuliskan penyakitnya. Karena kurasa perintahnya begitu aneh akupun bikin asal-asalan. Aku masih ingat betul aku menuliskan penyakit hati dan temenku si saidun menuliskan penyakit jiwa. Lalu huuuu jadi rame deh.

Dan bagiku yang merupakan Unforgotable oment adalah saat asimtot, saat evaluasi terakhir malem harinya. Kebersamaan satu angkatan, ketika kita semua bisa berama, menangis bersama dan saling membela ketika ada salah satu temen kita yang di pojokkan. Dan ketika kita bisa menghadapi malam yang sangat…. Ketika kita bisa salingmenguatkanketika teman kita sedang lemah. Dan saling mengisi ketika ada kekurangan dari teman kita. Aku sangat merindukan saat-saat itu.

Semua kejadian itu yang membuatku merasa bangga menyandang nama pak korti.

Namun, mungkin aku bukanlah orang yang tepat untuk menduduki posisi itu. Aku tidakbisa menjaga temen-temenku, aku tidak bisa mengayomi temen-temenku. Modal kekompakan yang telah dibentukkan oleh kakak kakak angkatan tidak kutak mampu pertahankan.  Dan aku juga tidak tahu keadaan yang bagaimana yang bisa aku gambarkan untuk angkatan. mungkin karena aku yang begitu aneh sehingga susah untuk menyatu dengan teman-temenku atau apa akupun juga tak tahu. Hidupku semakin tak terarah karena aku juga tak tahu bagian manakah yang harus aku perbaiki. Dan ketika aku tanya juga tak ada jawabnya. Temen-temen aku rindu keadaan kita seperti waktu osmaru dulu.

sedikit demi sedikit nama korti sudah mulai luntur dari diriku. Semakin hari semakin berkurang aku mendengar kata pak korti yang keluar dari mulut teman-temanku. Mungkinkah teman-temanku salah pilih dulu…???