Masa kecil dulu
Masih terukir dalam ingatanku, saat kumemijakkan kaki di bangunan tua itu, yang langit-langitnya sudah mulai roboh. Di kelas satu B tepatnya, saat itu diadakan pemilihan pengurus kelas. Dan betapa senagnnya diriku, ketika aku ternyata masuk dalam satu nominasi pengurus kelas. Dan proses pemilihanpun dilangsungkan. Dan ternyata aku termasuk dalam salah satu pengurus kelas.
Lalu setelah itu wali kelasku Ibu Endang Werdiningsih (kalau tidak salah, kalau lengkap denga titlenya tentunya lupa saya) menjelaskan kepada kami, orang-orang terpilih dikelas kami (sok yes) tentang tugas-tugas dari pengurus kelas. Dan aku masih ingat betul apa yang ditugaskan kepadaku. Saat itu ibu guru menjelaskan, kalau temen-temen dikelas nanti ramai, maka temenku yang bertugas mengingatkan, namun jika masih rame, maka aku yang ditugasi untuk memukul (menghukum). Mendengar itu semakin senang sekali diriku karena bisa semena-mena memukuli teman-temanku hahahaha.
Dan aku tidak ingat betul kapan waktu kejadian ini, apakah terjadi dihari yang sama atau tidak. Namun kejadian ini telah memberiku kesan seumur hidupku. Karena saat itu memberikanku nama yang aku benci, karena aku gak seneng dengan panggilan itu, namun disisi lain ternyata nama itulah yang membuatku akrab dengan semua orang satu sekolah.
Karena saat itu masih awal-awal masuk sekolah, maka kita masih memakai seragam Sekolah Dasar. Padahal, celana SDku sudah kekecilan dan karena aku dulu semasa kecil suka maen prosotan, akhirnya celanaku bagian belakang bolong-bolong. Karena waktu itu tinggal sebenatar aku di SD, maka orang tuaku tidak membelikan aku celana. Namun semua itu tak jadi masalah, karena bapakku punya mesin jahit, maka celanaku langsung dijahit sendiri oleh bapakku, tak apalah jadinya seperti apa, karena itu hanya untuk sementara.
Saat santai dikelas, tepatnya pas bapak ibu guru tidak ada di kelas, kami semua bercanda bersama di kelas, dan saat bercanda kebetulan ada yang lihat jahitan di celanaku bagian belakang, aku masih ingat betul orangnya, meski aku gak yakin dia masih ingat saat mengatakan itu atau tidak. Lalu dia bilang gimana kalau aku dijuluki dengan nama “KOTAK” saja?, Kenapa-kenapa seraya temen-temen yang lain bertanya. Lalu dijawabnya, karena celanaku jahitannya kota-kotak.
Pantas saja dia bilang begitu, karena memang saat itu celana SDku yang berwarna merah hati yang bersih (hati yang bersih akan bersinar, jadinya merah cerah hehehe) lalu dijahit pakai benang seadanya, dan kebetulan saat bapakku menjahit celanaku, benangnya yang ada warna hita. Jadi kelihatan betul bentuk kotak-kotak jahitan di celanaku bagian belakang.
Dan saat pelajaran udah usai, aku dan orang-orang kampungku pulang bersama-sama. Dan biasa dijalan kita sering sambil bersenda gurau, bercanda dan bercerita mengenai kejadian di sekolah yang notabene masih awal-awal masuk. Begitu banyak sekali cerita menarik dari temen-temen tentang pengalamannya di sekolah yang baru.
Dan aku beerniat pamer kepada temen-temenku, aku bilang kepada temen-temen bahwa aku jadi pengurus kelas. Namun ternyata temen-temen tidak kagum. Lalu aku kuatkan lagi aku yang ditugasi memukuli temen-temen kalau temen-temen di kelasku ada yang ramai. Dan merekapun tetep tak simpatik dengan ceritaku. Lalu ada yang nyeletup emange kamu jadi apa sih, lalu denganharapan temen-temen semua bisa kagum dengan bangganya aku menjawab aku jadi “PEMBANTU UMUM”. Dan tibaknya apa yang terjadi, temen-temen malah bilang halah cuman pembantu umum aja belagu.
Dan yang menurutku unik, yakni saat sudah hari-hari biasa, biasanya anak-anak putri cenderung males untuk ke kantin, maklumlah kantin kami kecil dan muridnya banyak, jadi kalau waktu istirahat itu, wah nggak muat tu kantin. lalu anak-anak putri sering menyuruhku untuk membelikan gorengan kekantin, dan hatiku bertanya kok aku ya yang disuruh. Lalu sambil bercanda aku tanya temen-temen kok nyuruh aku? Meski terkesan mengada ada jawabannya, mereka menjawab, karena aku jadi “PEMBANTU UMUM”. wkwkwk
Namun aku melakukan semua itu dengan senang hati dan tidak ada rasa beban sedikitpun. Padahal itu semua bukan karena aku suka dengan orang yang menyuruhku. Apakah aku orang yang masih polos, melakukan semua itu dengan ikhlas tanpa pamrih??? Enggak juga, ataukah aku orang yang menjalankan ingin menjalankan tugas-tugasku sebagai seorang PEMBANTU UMUM??? Juga bukan. Atau aku saat itu masih kelihatan jadi anak yang baek. uh kagak juga tuh. Alasannya kenapa aku bisa melakukan semua dengan senang hati yakni karena mereka juga kasih bagian aku setiap kali membeli makanan. Coba bayangkan, dulu uang sakuku csehari itu kalau tidak salah 250 rupiah. Saat itu aku masih ingat, karena disuruh-suruh temen-temenku untuk beli-beli gorenganitu pernah samapai mendapat bagian lebih dari seribu rupiah. Siapa yang tidak senang hayooo.
Sebenernya masih banyak cerita-cerita yang lain seperti saat ulang tahun temenku aku bawakan tepung ternyata ketahuan guruku, aku malah disuruh bersihkan kelas sendirian, saat disuruh mengajari mengerjakan soal matematika dan habis itu aku minta uang kepada temenku itu (padahal perempuan kok gak tahu malu ya aku hehehe). Dan masih banyak lagi…
Kawan…. Aku rindu saat saat itu, kapan kita bertemu kembali sob???
Maap kalau ceritanya agak di dramatisir